LAPORAN PENDAHULUAN
MOLA HIDATIDOSA
A. DEFINISI
Suatu Kehamilan yang ditandai dengan adanya villi korialis yang tidak normal secara histologis yang terdiri dari beberapa macam tingkatan proliferasi trofoblastik dan edema pada stroma villus. Biasanya kehamilan mola terjadi di dalam uterus, tetapi kadang2 terdapat juga di saluran telur ataupun ovarium.
Mola hidatidosa adalah chorionic villi (jonjotan/gantungan) yang tumbuh
berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan
sehingga menyerupai buah anggur atau mata ikan. Karena itu disebut juga hamil
anggur atau mata ikan.
(Mochtar, Rustam, dkk, 1998 : 238)
(Mochtar, Rustam, dkk, 1998 : 238)
Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal, dengan ciri-ciri stoma villus
korialis langka, vaskularisasi dan edematus. Janin biasanya meninggal akan
tetapi villus-villus yang membesar dan edematus itu hidup dan tumbuh terus,
gambaran yang diberikan adalah sebagai segugus buah anggur. (Wiknjosastro,
Hanifa, dkk, 2002 : 339)
Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal di mana hampir seluruh villi kariolisnya mengalami perubahan hidrofobik.
Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal di mana hampir seluruh villi kariolisnya mengalami perubahan hidrofobik.
- Kehamilan yang berkembang tidak wajar
- Tidak ditemukan janin
- Hampir seluruh villi korialis mengalami perubahan hidropik
- Bila disertai janin atau bagian janin disebut Mola parsial
- Pembuahan
sel telur yang kehilangan intinya atau inti tidak aktif lagi
B. FAKTOR RESIKO
- Defek pada ovarium
- abnormalitas pada uterus
- defisiensi nutrisi antara lain defisiensi protein, asam folat, karoten
- umur dibawah 20 tahun atau
- usia diatas 40 tahun : memiliki peningkatan resiko 7x dibanding perempuan yang lebih muda
C. GEJALA
·
Derajat keluhan mual muntah lebih hebat
·
Uterus lebih besar dari usia kehamilan
·
Perdarahan mrpk gejala utama
·
Terjadi pada bulan 1-7, rata2 usia kehamilan 12-14 minggu
·
Perdarahan bisa sampai syok dan meninggal
D. KLASIFIKASI
Pembagian
mola berdasarkan dengan adanya janin atau tidak
Mola hidatidosa komplit
Villi korion berubah menjadi massa vesikel dengan ukuran bervariasi dari sulit
terlihat sehingga diameter beberapa centimeter. Histologinya memiliki
karekteristik, yaitu
- Terdapat degenerasi hidrofik & pembengkakan stroma villi
- Tidak ada pembuluh pada villi yang membengkak
- Proliferasi dari epitel trofoblas dengan bermacam2 ukuran
- Tidak adanya janin atau amnio
Mola Hidatidosa parsial
Masih tampak gelembungt yang disertai janin atau bagian dari janin. Umumnya
janin masih hidup dalam bulan pertama. Tetapi ada juga yang hidup sampai aterm.
Pada pemeriksaan histopatologik tampak di beberapa tempat villi yang edema
dengan sel trofoblas yang tidak begitu berproliferasi, sedangkan tempat lain
masih banyak yang normal.
E. PATOGENESIS
Ada
beberapa teori yang diajukan untuk menerangkan patogenesis dari penyakit
trofoblast :
- Teori missed abortion
Mudigah
mati pada kehamilan 3 – 5 minggu karena itu terjadi gangguan peredarah darah
sehingga terjadi penimbunan cairan masenkim dari villi dan akhirnya
terbentuklah gelembung-gelembung.
- Teori neoplasma dari Park
Sel-sel
trofoblast adalah abnormal dan memiliki fungsi yang abnormal dimana terjadi
reabsorbsi cairan yang berlebihan ke dalam villi sehigga timbul gelembung.
- Studi dari Hertig
Studi dari
Hertig lebih menegaskan lagi bahwa mola hidatidosa semata-mata akibat akumulasi
cairan yang menyertai degenerasi awal atau tiak adanya embrio komplit pada
minggu ke tiga dan ke lima. Adanya sirkulasi maternal yang terus menerus dan
tidak adanya fetus menyebabkan trofoblast berproliferasi dan melakukan
fungsinya selama pembentukan cairan. (Silvia, Wilson, 2000 : 467)
Karakteristik mola adalah adanya konseptus jaringan trofoblastik hiperplastik
yang tertanam pada plasenta. Hasil konsepsi ini tidak memiliki inner cell
mass.
Jika terjadi gangguan pada saat embryonic inner cell mass yang
seharusnya berpotensi untuk berdiferensiasi menjadi lapisan ekto, meso dan
endoderm, maka perubahan tersebut gagal dan terjadilah pembentukan trofoblas yang
akan berkembang menjadi sitotorofoblas dan sisitiotrofoblas, danmasih mampu
untuk membentuk ekstraembrionik mesoderm yang akhirnya akan membentuk vesikel
dari mola dengan mesoderm yang longgar pada inti villinya.
F. DIAGNOSIS
- Amenore/tidak haid
- Perdarahan pervaginam
- Uterus lebih besar dari usia kehamilan
- Tidak ditemukan tanda kehamilan pasti seperti balotemen dan bunyi jantung janin
- β-hCG dalam darah atau urin
- Foto
abdomen, biopsi transplasental, sonde uterus diputar, USG
G. MORTALITAS & MORBIDITAS
(ANGKA KEMATIAN & KESAKITAN)
Pada
Mola 20% berkembang menjadi keganasan trofoblastik. Setelah terbentuk mola
komplit, invasi ke uterus terjadi pada 15% pasien & metastasis terjadi pada
4% pasien. Kasus koriokarsinoma yang berkembang dari mola partial belum pernah
dilaporkan, walaupun 4% pasien dengan mola parsial akan berkembang menjadi
penyakit trofoblastik non metastasis persisten yang membutuhkan kemoterapi.
Makroskopik
Gelembung-2 putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan ukuran bervariasi dari beberapa milimeter sampai satu atau 2 cm.
Gelembung-2 putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan ukuran bervariasi dari beberapa milimeter sampai satu atau 2 cm.
H. KOMPLIKASI
Bisa disertai preeklampsia
pada usia kehamilan yang lebih muda
Tirotoksikosis, prognosis
lebih buruk, biasanya meninggal akibat krisis tiroid
Emboli sel trofoblas ke paru
Sering disertai kista lutein,
baik unilateral maupun bilateral, kista menghilang jika mola sudah dievakuasi
Mola dengan kista lutein
mempunyai resiko 4x lebih besar berdegenerasi
I. TERAPI
Perbaikan keadaan umum
Pengeluaran jaringan mola
(Evakuasi)
Profilaksis dengan
sitostatika
Pemeriksaan tindak lanjut
(Follow up)
Perbaikan keadaan umum
Transfusi
darah jika anemia atau syok
Menghilangkan penyulit seperti preeklampsia dan tirotoksikosa
Menghilangkan penyulit seperti preeklampsia dan tirotoksikosa
Evakuasi Mola
Kuret hisap
(Vakum) : Sambil diberikan uterotonika untuk memperbaiki kontraksi, sedia darah
Histerektomi : cukup umur atau cukup anak, bila ditemukan tanda2 keganasan berupa mola invasif
Histerektomi : cukup umur atau cukup anak, bila ditemukan tanda2 keganasan berupa mola invasif
Profilaksis
dengan sitostatika
Kasus mola dengan resiko tinggi akan terjadinya keganasan, atau pada pemeriksaan Patologi Anatomi ditemukan mencurigakan tanda keganasan
Methotrexate atau actinomycin D
Dapat menghindarkan keganasan dengan metastasis, mengurangi koriokarsinoma diuterus sebanyak 3x
Kasus mola dengan resiko tinggi akan terjadinya keganasan, atau pada pemeriksaan Patologi Anatomi ditemukan mencurigakan tanda keganasan
Methotrexate atau actinomycin D
Dapat menghindarkan keganasan dengan metastasis, mengurangi koriokarsinoma diuterus sebanyak 3x
Follow up
Dianjurkan
untuk tidak hamil 1 tahun
Kondom atau pil KB
Pemeriksaan β-hCG berkala dan radiologi
Kondom atau pil KB
Pemeriksaan β-hCG berkala dan radiologi
Prognosis
Kematian
akibat perdarahan, infeksi, eklampsia, penyakit jantung atau krisis tiroid
di negara berkembang 2,2 % dan 5,7%
Proses keganasan berlangsung antara 7 hari sampai 3 tahun pasca mola, yang paling banyak 6 bulan pertama
Bisa melahirkan normal setelah th/mola
di negara berkembang 2,2 % dan 5,7%
Proses keganasan berlangsung antara 7 hari sampai 3 tahun pasca mola, yang paling banyak 6 bulan pertama
Bisa melahirkan normal setelah th/mola
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KELAINAN KEHAMILAN MOLA HIDATIDOSA
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Proses keperawatan adalah metode kerja dalam pemberian pelayanan keperawatan untuk menganalisa masalah pasien secara sistematis, menentukan cara pemecahannya, melakukan tindakan dan mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan.
Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencanakan danmelaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal mungkin. Tindakan keperawatan tersebut dilaksanakan secara berurutan, terus menerus, saling berkaitan dan dinamis.
Proses keperawatan adalah metode kerja dalam pemberian pelayanan keperawatan untuk menganalisa masalah pasien secara sistematis, menentukan cara pemecahannya, melakukan tindakan dan mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan.
Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencanakan danmelaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal mungkin. Tindakan keperawatan tersebut dilaksanakan secara berurutan, terus menerus, saling berkaitan dan dinamis.
1. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan bagi klien.
Adapun hal-hal yang perlu dikaji adalah :
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan bagi klien.
Adapun hal-hal yang perlu dikaji adalah :
Biodata
Mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi : nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke-, lamanya perkawinan dan alamat
Mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi : nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke-, lamanya perkawinan dan alamat
Riwayat keperawatan
Keluhan
utama
: Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan pervaginam
berulang
Riwayat kesehatan,
yang terdiri atas :
a.
Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke Rumah Sakit
atau pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginam di luar siklus haid,
pembesaran uterus lebih besar dari usia
kehamilan.
b.
Riwayat kesehatan masa lalu
Riwayat pembedahan : Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien, jenis
pembedahan , kapan , oleh siapa dan di mana tindakan tersebut berlangsung.
Riwayat penyakit yang pernah dialami : Kaji adanyaØ penyakit yang pernah dialami oleh
klien misalnya DM , jantung , hipertensi , masalah ginekologi/urinary,
penyakit endokrin , dan penyakit-penyakit
lainnya.
Riwayat kesehatan keluarga : Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari
genogram tersebut dapat diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit
menular yang terdapat dalam keluarga.
Riwayat kesehatan reproduksi : Kaji tentang mennorhoe, siklus menstruasi,
lamanya, banyaknya, sifat darah, bau, warna dan adanya dismenorhoe serta kaji
kapan menopause terjadi, gejala serta keluahan yang menyertainya
Riwayat kehamilan , persalinan dan nifas : Kaji bagaimana keadaan anak klien
mulai dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana keadaan kesehatan
anaknya.
Riwayat seksual : Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang
digunakan serta keluahn yang menyertainya.
Riwayat pemakaian obat : Kaji riwayat pemakaian obat-
obatan
kontrasepsi oral, obat digitalis dan jenis obat lainnya.
Pola
aktivitas sehari-hari : Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi
(BAB dan BAK), istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat
sakit.
Pemeriksaan
fisik, meliputi :
a. Inspeksi
adalah proses observasi yang sistematis yang tidak hanya terbatas pada
penglihatan tetapi juga meliputi indera pendengaran dan penghidung.
Hal yang diinspeksi antara lain : mengobservasi kulit terhadap warna, perubahan warna, laserasi, lesi terhadap drainase, pola pernafasan terhadap kedalaman dan kesimetrisan, bahasa tubuh, pergerakan dan postur, penggunaan ekstremitas, adanya keterbatasan fifik, dan seterusnya
Hal yang diinspeksi antara lain : mengobservasi kulit terhadap warna, perubahan warna, laserasi, lesi terhadap drainase, pola pernafasan terhadap kedalaman dan kesimetrisan, bahasa tubuh, pergerakan dan postur, penggunaan ekstremitas, adanya keterbatasan fifik, dan seterusnya
b. Palpasi
adalah menyentuh atau menekan permukaan luar tubuh dengan jari.
Sentuhan : merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat kelembaban dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontraksi uterus.
Tekanan : menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema, memperhatikan posisi janin atau mencubit kulit untuk mengamati turgor.
Pemeriksaan dalam : menentukan tegangan/tonus otot atau respon nyeri yang abnormal
Sentuhan : merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat kelembaban dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontraksi uterus.
Tekanan : menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema, memperhatikan posisi janin atau mencubit kulit untuk mengamati turgor.
Pemeriksaan dalam : menentukan tegangan/tonus otot atau respon nyeri yang abnormal
c. Perkusi adalah
melakukan ketukan langsung atau tidak langsung pada permukaan tubuh tertentu
untuk memastikan informasi tentang organ atau jaringan yang ada dibawahnya.
Menggunakan jari : ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang menunjukkan ada tidaknya cairan , massa atau konsolidasi.
Menggunakan palu perkusi : ketuk lutut dan amati ada tidaknya refleks/gerakan pada kaki bawah, memeriksa refleks kulit perut apakah ada kontraksi dinding perut atau tidak
Menggunakan jari : ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang menunjukkan ada tidaknya cairan , massa atau konsolidasi.
Menggunakan palu perkusi : ketuk lutut dan amati ada tidaknya refleks/gerakan pada kaki bawah, memeriksa refleks kulit perut apakah ada kontraksi dinding perut atau tidak
d. Auskultasi
adalah mendengarkan bunyi dalam tubuh dengan bentuan stetoskop dengan
menggambarkan dan menginterpretasikan bunyi yang terdengar. Mendengar :
mendengarkan di ruang antekubiti untuk tekanan darah, dada untuk bunyi
jantung/paru abdomen untuk bising usus atau denyut jantung
janin.
(Johnson & Taylor, 2005 : 39)
(Johnson & Taylor, 2005 : 39)
Pemeriksaan
laboratorium :
Darah dan urine serta pemeriksaan penunjang : rontgen, USG, biopsi, pap smear.
Keluarga berencana : Kaji mengenai pengetahuan klien tentang KB,ü apakah klien setuju, apakah klien menggunakan kontrasepsi, dan menggunakan KB jenis apa.
Darah dan urine serta pemeriksaan penunjang : rontgen, USG, biopsi, pap smear.
Keluarga berencana : Kaji mengenai pengetahuan klien tentang KB,ü apakah klien setuju, apakah klien menggunakan kontrasepsi, dan menggunakan KB jenis apa.
Data
lain-lain : Kaji mengenai perawatan dan pengobatan yang telah diberikan
selama dirawat di RS.
Data
psikososial. Kaji orang terdekat dengan klien, bagaimana polaü komunikasi dalam keluarga, hal yang
menjadi beban pikiran klien dan mekanisme koping yang digunakan.
Status
sosio-ekonomi : Kaji masalah finansial
klien
Data spiritual : Kaji tentang keyakina klien terhadap Tuhan YME, dan
kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan.
2.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Secara singkat diagnosa keperawatan
dapat diartikan : Sebagai rumusan atau keputusan atau keputusan yang diambil
sebagai hasil dari pengkajian keperawatan. Diagnosa keperawatan adalah pernyataan
yang digambarkan sebagai respon seseorang atau kelompok (keadan kesehatan yang
merupakan keadaan aktual maupun potensial) dimana perawat secara legal
mengidentifikasi, menetapkan intervensi untuk mempertahankan keadaan kesehatan
atau menurunkan. (Carpenito, Lynda, 2001:
45)
Diagnosa keperawatan yang lazim muncul pada kasus ”mola hidatidosa” adalah :
1.
Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas
jaringan
2.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan
3.
Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya
nyeri
4.
Gangguan rasa nyaman : hipertermi berhubungan dengan proses
infeksi
5.
Kecemasan berhubungan dengan perubahan status
kesehatan
6.
Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual
muntah
7.
Risiko terjadi infeksi berhubungan dengan tindakan
kuretase
8.
Risiko terjadinya gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan adanya
perdarahan
3. INTERVENSI
Merupakan tahapan perencanaan dari proses keperawatan merupakan tindakan
menetapkan apa yang akan dilakukan untuk membantu klien, memulihkan, memelihara
dan meningkatkan kesehatannya.
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan
Tujuan
:
a.
Sebagai alat komunikasi antar teman sejawat dan tenaga kesehatan
lain
b.
Meningkatkan keseimbangan asuhan keperawatan
Langkah-langkah penyusunan
:
a.
Menetapkan prioritas masalah
b.
Merumuskan tujuan keperawatan yang akan dicapai
c.
Menentukan rencana tindakan keperawatan
DIAGNOSA I
1.
Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas
jaringan
Tujuan : Klien akan meninjukkan nyeri berkurang/hilang
Kriteria Hasil :
Tujuan : Klien akan meninjukkan nyeri berkurang/hilang
Kriteria Hasil :
Klien mengatakan nyeri
berkurang/hilang
Ekspresi wajah tenang
TTV dalam batas normal
Ekspresi wajah tenang
TTV dalam batas normal
INTERVENSI :
Kaji tingkat nyeri, lokasi
dan skala nyeri yang dirasakan klien
Rasional : Mengetahui tingkat nyeri yang dirasakan sehingga dapat membantu menentukan intervensi yang tepat
Rasional : Mengetahui tingkat nyeri yang dirasakan sehingga dapat membantu menentukan intervensi yang tepat
Observasi tanda-tanda vital
tiap 8 jam
Rasional : Perubahan tanda-tanda vital terutama suhu dan nadi merupakan salah satu indikasi peningkatan nyeri yang dialami oleh klien
Rasional : Perubahan tanda-tanda vital terutama suhu dan nadi merupakan salah satu indikasi peningkatan nyeri yang dialami oleh klien
Anjurkan klien untuk
melakukan teknik relaksasi
Rasional : Teknik relaksasi dapat membuat klien merasa sedikit nyaman dan distraksi dapat mengalihkan perhatian klien terhadap nyeri sehingga dapat mambantu mengurangi nyeri yang dirasakan
Rasional : Teknik relaksasi dapat membuat klien merasa sedikit nyaman dan distraksi dapat mengalihkan perhatian klien terhadap nyeri sehingga dapat mambantu mengurangi nyeri yang dirasakan
Beri posisi yang
nyaman
Rasional : Posisi yang nyaman dapat menghindarkan penekanan pada area luka/nyeri
Rasional : Posisi yang nyaman dapat menghindarkan penekanan pada area luka/nyeri
Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional : Obat-obatan analgetik akan memblok reseptor nyeri sehingga nyeri tidat dapat dipersepsikan
Rasional : Obat-obatan analgetik akan memblok reseptor nyeri sehingga nyeri tidat dapat dipersepsikan
DIAGNOSA
II
2.
Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan
Tujuan : Klien akan menunjukkan terpenuhinya kebutuhan rawat diri
Kriteria Hasil :
Kebutuhan personal hygiene terpenuhiü
Klien nampak rapi dan bersih
Intervensi :
Tujuan : Klien akan menunjukkan terpenuhinya kebutuhan rawat diri
Kriteria Hasil :
Kebutuhan personal hygiene terpenuhiü
Klien nampak rapi dan bersih
Intervensi :
Kaji kemampuan klien dalam
memenuhi rawat diri
Rasional : Untuk mengetahui tingkat kemampuan/ketergantungan klien dalam merawat diri sehingga dapat membantu klien dalam memenuhi kebutuhan hygienenya
Rasional : Untuk mengetahui tingkat kemampuan/ketergantungan klien dalam merawat diri sehingga dapat membantu klien dalam memenuhi kebutuhan hygienenya
Bantu klien dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari
Rasional : Kebutuhan hygiene klien terpenuhi tanpa membuat klien ketergantungan pada perawat
Rasional : Kebutuhan hygiene klien terpenuhi tanpa membuat klien ketergantungan pada perawat
Anjurkan klien untuk
melakukan aktivitas sesuai
kemampuannya
Rasional : Pelaksanaan aktivitas dapat membantu klien untuk mengembalikan kekuatan secara bertahap dan menambah kemandirian dalam memenuhi kebutuhannya
Rasional : Pelaksanaan aktivitas dapat membantu klien untuk mengembalikan kekuatan secara bertahap dan menambah kemandirian dalam memenuhi kebutuhannya
Anjurkan keluarga klien untuk
selalu berada di dekat klien dan membantu memenuhi kebutuhan klien
Rasional : Membantu memenuhi kebutuhan klien
yang tidak terpenuhi secara mandiri
DIAGNOSA
III
3. Gangguan pola
tidur berhubungan dengan adanya nyeri
Tujuan : Klien akan mengungkapkan pola tidurnya tidak terganggu
Kriteria Hasil :
Klien dapat tidur 7-8 jam per hari
Konjungtiva tidak anemis
Tujuan : Klien akan mengungkapkan pola tidurnya tidak terganggu
Kriteria Hasil :
Klien dapat tidur 7-8 jam per hari
Konjungtiva tidak anemis
Intervensi :
Kaji pola
tidur
Rasional : Dengan mengetahui pola tidur klien, akan memudahkan dalam menentukan intervensi selanjutnya
Rasional : Dengan mengetahui pola tidur klien, akan memudahkan dalam menentukan intervensi selanjutnya
Ciptakan lingkungan yang
nyaman dan tenang
Rasional :Memberikan kesempatan pada klien untuk beristirahat
Rasional :Memberikan kesempatan pada klien untuk beristirahat
Anjurkan klien minum susu
hangat sebelum tidur
Rasional : Susu mengandung protein yang tinggi sehingga dapat merangsang untuk tidur
Rasional : Susu mengandung protein yang tinggi sehingga dapat merangsang untuk tidur
Batasi jumlah penjaga
klien
Rasional : Dengan jumlah penjaga klien yang dibatasi maka kebisingan di ruangan dapat dikurangi sehingga klien dapat beristirahat
Rasional : Dengan jumlah penjaga klien yang dibatasi maka kebisingan di ruangan dapat dikurangi sehingga klien dapat beristirahat
Memberlakukan jam
besuk
Rasional : Memberikan kesempatan pada klien untuk beristirahat
Rasional : Memberikan kesempatan pada klien untuk beristirahat
Kolaborasi dengan tim medis
pemberian obat tidur Diazepam
Rasional : Diazepam berfungsi untuk merelaksasi otot sehingga klien dapat tenang dan mudah tidur
Rasional : Diazepam berfungsi untuk merelaksasi otot sehingga klien dapat tenang dan mudah tidur
DIAGNOSA
IV
4.
Gangguan rasa nyaman : hipertermi berhubungan dengan proses
infeksi
Tujuan : Klien akan menunjukkan tidak terjadi panas
Kriteria Hasil :
Tanda-tanda vital dalam batas normal
Klien tidak mengalami komplikasi
Intervensi :
Tujuan : Klien akan menunjukkan tidak terjadi panas
Kriteria Hasil :
Tanda-tanda vital dalam batas normal
Klien tidak mengalami komplikasi
Intervensi :
Pantau suhu klien, perhatikan
menggigil/diaphoresis
Rasional : Suhu diatas normal menunjukkan terjadinya proses infeksi, pola demam dapat membantu diagnose
Rasional : Suhu diatas normal menunjukkan terjadinya proses infeksi, pola demam dapat membantu diagnose
Pantau suhu
lingkungan
Rasional : Suhu ruangan harus diubah atau dipertahankan, suhu harus mendekati normal
Rasional : Suhu ruangan harus diubah atau dipertahankan, suhu harus mendekati normal
Anjurkan untuk minum air
hangat dalam jumlah yang
banyak
Rasional : Minum banyak dapat membantu menurunkan demam
Rasional : Minum banyak dapat membantu menurunkan demam
Berikan kompres
hangat
Rasional : Kompres hangat dapat membantu penyerapan panas sehingga dapat menurunkan suhu tubuh
Rasional : Kompres hangat dapat membantu penyerapan panas sehingga dapat menurunkan suhu tubuh
Kolaborasi pemberian obat
antipiretik
Rasional : Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi pada hypothalamus
Rasional : Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi pada hypothalamus
DIAGNOSA
V
5.
Kecemasan berhubungan dengan perubahan status
kesehatan
Tujuan : Klien akan menunjukkan kecemasan berkurang/hilang
Kriteria Hasil :
Ekspresi wajah tenang
Klien tidak sering bertanya tentang penyakitnya
Intervensi :
Tujuan : Klien akan menunjukkan kecemasan berkurang/hilang
Kriteria Hasil :
Ekspresi wajah tenang
Klien tidak sering bertanya tentang penyakitnya
Intervensi :
Kaji tingkat kecemasan klien
Rasional : Mengetahui sejauh mana kecemasan tersebut mengganggu klien
Rasional : Mengetahui sejauh mana kecemasan tersebut mengganggu klien
Beri kesempatan pada klien
untuk mengungkapkan perasaannya
Rasional : Ungkapan perasaan dapat memberikan rasa lega sehingga mengurangi kecemasan
Rasional : Ungkapan perasaan dapat memberikan rasa lega sehingga mengurangi kecemasan
Mendengarkan keluhan klien
dengan empati
Rasional : Dengan mendengarkan keluahan klien secara empati maka klien akan merasa diperhatikan
Rasional : Dengan mendengarkan keluahan klien secara empati maka klien akan merasa diperhatikan
Jelaskan pada klien tentang
proses penyakit dan terapi yang diberikan
Rasional : menambah pengetahuan klien sehingga klien tahu dan mengerti tentang penyakitnya
Rasional : menambah pengetahuan klien sehingga klien tahu dan mengerti tentang penyakitnya
Beri dorongan
spiritual/support
Rasional : Menciptakan ketenangan batin
sehingga kecemasan dapat berkurang
DIAGNOSA VI
6.
Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual muntah
Tujuan : Klien akan mengungkapkan nutrisi terpenuhi
Kriteria Hasil :
Nafsu makan meningkat
Porsi makan dihabiskan
Intervensi :
Tujuan : Klien akan mengungkapkan nutrisi terpenuhi
Kriteria Hasil :
Nafsu makan meningkat
Porsi makan dihabiskan
Intervensi :
Kaji status nutrisi
klien
Rasional : Sebagai awal untuk menetapkan rencana selanjutnya
Rasional : Sebagai awal untuk menetapkan rencana selanjutnya
Anjurkan makan sedikit demi
sedikit tapi sering
Rasional : Makan sedikit demi sedikit tapi sering mampu membantu untuk meminimalkan anoreksia
Rasional : Makan sedikit demi sedikit tapi sering mampu membantu untuk meminimalkan anoreksia
Anjurkan untuk makan makanan
dalam keadaan hangat dan bervariasi
Rasional : Makanan yang hangat dan bervariasi dapat menbangkitkan nafsu makan klien
Rasional : Makanan yang hangat dan bervariasi dapat menbangkitkan nafsu makan klien
Timbang berat badan sesuai
indikasi
Rasional : Mengevaluasi keefektifan atau kebutuhan mengubah pemberian nutrisi
Rasional : Mengevaluasi keefektifan atau kebutuhan mengubah pemberian nutrisi
Tingkatkan kenyamanan
lingkungan termasuk sosialisasi saat makan, anjurkan orang terdekat untuk
membawa makanan yang disukai
klien
Rasional : Sosialisasi waktu makan dengan orang terdekat atau teman dapat meningkatkan pemasukan dan menormalkan fungsi makanan
Rasional : Sosialisasi waktu makan dengan orang terdekat atau teman dapat meningkatkan pemasukan dan menormalkan fungsi makanan
DIAGNOSA
VII
7.
Risiko terjadi infeksi berhubungan dengan tindakan
kuretase
Tujuan : Klien akan terbebas dari infeksi
Kriteria Hasil :
Tidak tampak tanda-tandaü infeksi
Vital sign dalam batas normal
Intervensi :
Tujuan : Klien akan terbebas dari infeksi
Kriteria Hasil :
Tidak tampak tanda-tandaü infeksi
Vital sign dalam batas normal
Intervensi :
Kaji adanya tanda-tanda
infeksi
Rasional : Mengetahui adanya gejala awal dari proses infeksi
Rasional : Mengetahui adanya gejala awal dari proses infeksi
Observasi vital
sign
Rasional : Perubahan vital sign merupakan salah satu indikator dari terjadinya proses infeksi dalam tubuh
Rasional : Perubahan vital sign merupakan salah satu indikator dari terjadinya proses infeksi dalam tubuh
Observasi daerah kulit yang
mengalami kerusakan (luka, garis jahitan), daerah yang terpasang alat invasif
(infus, kateter)
Rasional : Deteksi dini perkembangan infeksi memungkinkan untuk melakukan tindakan dengan segera dan pencegahan komplikasi selanjutnya
Rasional : Deteksi dini perkembangan infeksi memungkinkan untuk melakukan tindakan dengan segera dan pencegahan komplikasi selanjutnya
Kolaborasi dengan tim medis
untuk pemberian obat
antibiotic
Rasional : Anti biotik dapat menghambat pembentukan sel bakteri, sehingga proses infeksi tidak terjadi. Disamping itu antibiotik juga dapat langsung membunuh sel bakteri penyebab infeks.
Rasional : Anti biotik dapat menghambat pembentukan sel bakteri, sehingga proses infeksi tidak terjadi. Disamping itu antibiotik juga dapat langsung membunuh sel bakteri penyebab infeks.
DIAGNOSA
VIII
8.
Risiko terjadinya gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan adanya perdarahan
Tujuan : Klien akan menunjukkan gangguan perfusi jaringan perifer tidak terjadi
Kriteria Hasil :
Hb dalam batasü normal (12-14 g%)
Turgor kulit baik
Vital sign dalam batasü normal
Tidak ada mual muntah
Intervensi
Tujuan : Klien akan menunjukkan gangguan perfusi jaringan perifer tidak terjadi
Kriteria Hasil :
Hb dalam batasü normal (12-14 g%)
Turgor kulit baik
Vital sign dalam batasü normal
Tidak ada mual muntah
Intervensi
Awasi tanda-tanda vital, kaji
warna kulit/membran mukosa, dasar kuku
Rasional : Memberika informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan membantu menentukan intervensi selanjutnya
Rasional : Memberika informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan membantu menentukan intervensi selanjutnya
Selidiki perubahan tingkat
kesadaran, keluhan pusing dan sakit kepala
Rasional : Perubahan dapat menunjukkan ketidak adekuatan perfusi serebral sebagai akibat tekanan darah arterial
Rasional : Perubahan dapat menunjukkan ketidak adekuatan perfusi serebral sebagai akibat tekanan darah arterial
Kaji kulit terhadap dingin,
pucat, berkeringat, pegisian kapiler lambat dan nadi perifer
lemah
Rasional :Vasokonstriksi adalah respon simpatis terhadap penurunan volume sirkulasi dan dapat terjadi sebagai efek samping vasopressin
Rasional :Vasokonstriksi adalah respon simpatis terhadap penurunan volume sirkulasi dan dapat terjadi sebagai efek samping vasopressin
Berikan cairan intravena,
produk darah
Rasional : Menggantikan kehilangan daran, mempertahankan volume sirkulasi
Rasional : Menggantikan kehilangan daran, mempertahankan volume sirkulasi
Penatalaksanaan
pemberian obat antikoagulan tranexid 500 mg 3×1 tablet
Rasional : Obat anti kagulan berfungsi mempercepat terjadinya pembekuan darah / mengurangi perarahan
Rasional : Obat anti kagulan berfungsi mempercepat terjadinya pembekuan darah / mengurangi perarahan
4. EVALUASI
Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan keadaan pasien
(hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap
perencanaan. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk :
a. Mengakhiri
rencana tindakan keperawatan.
b. Memodifikasi
rencana tindakan keperawatan.
c.
Meneruskan
rencana tindakan keperawatan.
Evaluasi
terbagi menjadi dua, yaitu evaluasi proses (formatif) dan evaluasi hasil
(sumatif).
Komponen
evaluasi terdiri dari :
S
: data subjektif
O
: data obyektif
A
: analisis
P : planning
EVALUASI PADA
KLIEN DENGAN KELAINAN KEHAMILAN MOLA HIDATIDOSA
ü Keluhan utama (menstruasi tidak lancar dan adanya
perdarahan pervaginam berulang) : teratasi.
1.
Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas
jaringan
S : klien
menyatakan “nyeri reda/terkontrol”
O : menunjukkan
postur badan rileks, bebas bergerak
A : nyeri
teratasi
P : RT
dihentikan
2.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
S : klien melaporkan peningkatan toleransi aktifitas (aktifitas sehari-hari)
O : menunjukkan penurunan tanda fisiologis intoleransi, mis TTV normal
A : peningkatan toleransi aktifitas
P : RT dihentikan
3.
Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya nyeri
S : melaporkan peningkatan rasa sehat dan dapat istirahat
O : tidur 6-8 jam setiap hari
A : kebutuhan tidur terpenuhi
P : RT dihentikan
4.
Gangguan rasa nyaman : hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
S : klien merasa nyaman
O : TTV dalam kisaran normal, tidak ada tanda-tanda infeksi
A : tidak ada gangguan rasa nyaman
P : RT dihentikan
5.
Kecemasan berhubungan dengan perubahan status
kesehatan
S : klien
menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan cara sehat menerimanya
O : menunjukkan sikap rileks
A : ansietas teratasi
P : RT dihentikan
6.
Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual muntah
S : klien merasa lebih baik tanpa adanya anoreksia
O : menunjukkan peningkatan BB sesuai tujuan
A : nutrisi terpenuhi
P : RT dihentikan
7.
Risiko terjadi infeksi berhubungan dengan tindakan
kuretase
S : -
O : mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa bukti adanya infeksi
A : tidak terjadi infeksi
P : RT dihentikan
8.
Risiko terjadinya gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan adanya
perdarahan
S : -
O : perfusi adekuat, nadi perifer kuat, TTV normal, pasien sadar
A : tidak terjadi gangguan
perfusi jaringan
P : RT dihentikan
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito,
Lynda. (2001). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana asuhan keperawatan.
EGC: Jakarta
Hamilton,
C. Mary. 1995. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, edisi 6, EGC: Jakarta
http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/05/10/askep-mola-hidatidosa/http://www.askep-askeb.cz.cc/2010/01/askep-mola-hidatidosa.html
Johnson
& Taylor.
2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. EGC: Jakarta
Mansjoer,
Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I. Media Aesculapius: Jakarta
Mochtar,
Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri, Jilid I.
EGC: Jakarta
Rohmah, Nikmatur, dkk. 2009. Proses Keperawatan
Teori dan Aplikasi. Ar-Ruzzmedia: Jogjakarta
Soekojo,
Saleh. 1973. Patologi. UI Patologi Anatomik: Jakarta
1 komentar
Laporan Pendahuluan Mola Hidatidosa >>>>> Download Now
>>>>> Download Full
Laporan Pendahuluan Mola Hidatidosa >>>>> Download LINK
>>>>> Download Now
Laporan Pendahuluan Mola Hidatidosa >>>>> Download Full
>>>>> Download LINK Yf
Posting Komentar